-->

12 April 2012

Menjemput Sepotong Kenangan


Selama di Bukittinggi gak biasa-biasanya gue bangun siang. Bisa dibilang gue ini masuk salah satu diantara mahasiswi teladan yang bangun jam 5an. Iya iya tau, untuk yang teladan gue mungkin bohong. Sebelum gue kena koreksi atas tulisan gue barusan, mending gue langsung yang klarifikasi :p.

Dongkol gak sih coba? kalo lo terpaksa tidur jam 3 tapi bangunnya tetep jam 5 padahal itu hari libur, itu tuh gondoknya kayak nahan bisul yang mau pecah tau gak. Pernah niat banget buat bangun lewat dari jam 10, tapi mau gimana ya sodara-sodara, Bukittinggi tuh kalo pagi dinginnya naudjubillah. Gue yang biasa tinggal di tempat yang panas.  Suka udik kulitnya sama udara sejuk kayak begitu. Mau gak mau kebangun juga di jam jam kronis -_-

Tapi kali ini udara pagi di Bukittinggi gak mampu menerobos masuk ke dalam poripori kulit gue. Gue terlalu asik memperhatikan sosok itu, mengamati setiap gerak-geriknya dari kejauhan, ketika dia dengan terpaksa harus dikerumi orang banyak. Setiap apa yang ia lakukan itu menarik  akan sangat berdosa jika gue harus dengan sengaja melewatinya. Ini mungkin jadi alesan kenapa Lyla bikin lagu Magic. Nanana semua yang kau lakukan is magic (Y)

*deg* (anggaplah suara jantung)

benarkah itu dia?

Dia kembali!

Sedikit berbeda memang karena, tulang-tulang itu tumbuh sedikit demi sedikit sehingga merusak tubuh kecilnya yang dulu. Dia terlihat seperti remaja kebanyakkan di usia 18 th. Wajah, senyum dan tatapannya gue bisa rekam itu dengan jelas di otak. Bersyukurlah dia baik-baik aja sekarang, senyum itu masih sama seperti dulu. Meski kali ini gue harus sadar dan melepaskan diri dari sakit karena senyum itu bukan buat gue.

Entah kenapa gue merasa benar-benar sendiri dan berdua dengannya (sendiri dan berdua dengannya? Membingungkan). Di satu sisi gue ngerasa hanya ada gue dan dia di ruang ini, tapi sisi yang lain seperti menjelaskan bahwa gue keliru. Gak ada dia, gak ada kita, karna hanya ada gue sendiri. Gak ngerti? Wanita emang sulit dipahami, tapi maunya selalu dimengerti #eeaaa

ADSFdgjklhl~jgjkhjkj~jghkjll~

Tiba-tiba gue denger nyanyian abstrak seorang wanita. Suara bedebah itu berhasil merusak kosentrasi gue. Doi mana doi?
Astagfirullah dia menghilang!

Gak lama setelah itu,  gue jadi uring-uringan dengan iler kemana-kemana. Dasar kunti-kunti (sebutan untuk penghuni kamar sebelah red) sialan! suara lo itu kun (baca= kunti) nyelekit ngerusak mimpi indah gue. Harus ada hukuman yang setimpal untuk perbuatan jahanam ini.

Baiknya kita lupain pasukan penghuni kamar horor itu, kita balik lagi ke topik tadi.

Tersadar kalo barusan gue cuma mimpi L
gue ternyata gak bener-bener ketemu, entah kenapa 4th terakhir kita gak pernah berjodoh hanya untuk sekedar bertemu.

Jadi keinget senyumnya tadi, manisnya bikin lumeerrr, bikin dada sesek dan kemudian pinsan kekurangan udara *yak*
Sebenernya sih gue bukan mau bahas senyumnya dalam arti itu. Maklum suka kebawa suasana kalo bahas yang manis-manis ;p. Maksud gue senyumnya tadi kayak ngasih tanda kalo doi bahagia dengan hidupnya yang sekarang ini. Beneran kayak gitu? Dia bahagia dengan kondisi hubungan kita yang kacau beliau gini? Apa cuma gue aja yang cemas sama keadaan kita yang sekarang? marah banget rasanya karena dia dengan tega ngebiarin gue menderita dengan perasaan ini.

Terlalu banyak kesalahpahaman diantara kita, kita terlalu menjujung tinggi harga diri (baca = jaim) masing-masing dan lebih memilih melukai perasaan satu sama lainnya. Jujur ya! Ada banyak sapaan yang tiba-tiba terpaksa gue urungkan karena ya itu tadi. Jaim. Gue gak mau cuma gue yang keliatan peduli dengan semua ini, sementara lo cuek aja. Mungkin lo gitu juga, atau entahlah.

Kondisi ini terus menerus menekan. Sampai akhirnya kita dipaksa untuk terbiasa dengan kondisi yang kayak gini. Gue cuma disodorin satu pilihan yang padahal sisi dari diri gue mau ada pilihan yang lain.
Waktu itu. Gue lebih milih buat nutup buku tentang kita, menguburnya dalam-dalam sampe gak ada yang berani jamah.

Berhasil?
Awalnya mungkin iya. tapi, 2th belakangan. Semua kenangan gue bersama dia tuh muncul lagi kepermukaan.  Bikin hidup gue yang semula membaik kemudian jadi kacau kembali.
Agak memalukan ketika harus menerima kenyataan kalo dia bisa tanpa gue sedangkan yang gue lakuin sekarang ini adalah mengemis pada masa lalu.

Ahh sudahlah!
ini makin ngebuat gue keliatan tolol! kita akhiri saja tulisan ini.

Note: Hari ini gue mimpiin lo, sebagai bukti bahwa gue merindukan elo yang dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar